Abdul hakim Mahasiswa dari desa buluh cina memprotes atas kebijakan yang di buat kepala desa dan ninik mamak terkait pembajakan danau Jumat, 21/11/2025 | 21:51
Abdul hakim Mahasiswa perwakilan masyarakat dan nelayan desa buluh cina
HebatRiau.com - Kampar | Buluh cina Abdul Hakim, seorang mahasiswa sekaligus aktivis asal Desa Buluh Cina, menyampaikan protes keras terhadap kebijakan Kepala Desa dan Ninik Mamak terkait pembajakan danau, sungai, serta Suak Pulau yang dinilai dibuat secara sepihak tanpa persetujuan masyarakat.
Keresahan ini muncul dari para nelayan dan masyarakat Buluh Cina setelah terbitnya Surat Pemberitahuan tanggal 24 Oktober 2025 mengenai pembukaan kembali pembajakan sebagai sumber Pendapatan Asli Desa (PAD).
Menurut Abdul Hakim, masyarakat awalnya menyambut baik pengumuman tersebut karena nelayan setempat berencana mendaftarkan diri sebagai anggota pemajakan danau dan sungai. Namun harapan itu sirna setelah proses lelang tujuh danau dilakukan tanpa melibatkan masyarakat maupun nelayan.
Abdul Hakim menjelaskan bahwa setiap danau memiliki nilai sewa berbeda tergantung luas wilayahnya. Pada pembajakan sebelumnya, uang hasil sewa dimasukkan ke kas desa untuk kepentingan sosial, seperti bantuan rumah ibadah dan fakir miskin. Namun pada pembajakan tahun ini, ia menilai terdapat kejanggalan karena alur penggunaan dana tidak jelas.
Ia juga menilai tindakan Kepala Desa serta Penghulu Adat Enam Tanjung terkesan gegabah dan merugikan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan. “Nelayan kehilangan haknya untuk mencari ikan akibat kebijakan yang tidak transparan,” ujarnya pada Jumat, 21 November 2025.
Abdul Hakim mengaku telah melayangkan surat resmi kepada Kepala Desa dan Penghulu Adat, namun hingga kini belum ada jawaban atau kejelasan.
Ia berharap pemerintah desa dan pihak adat dapat menata ulang serta melelang kembali tujuh danau tersebut secara terbuka, tanpa adanya praktik yang merugikan masyarakat. “Transparansi penting agar nelayan tidak terus-menerus kecewa,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Abdul Hakim menyampaikan alternatif solusi: apabila danau dan sungai tersebut tidak ingin dilelang, maka sebaiknya dibebaskan untuk seluruh masyarakat dan nelayan, agar semua dapat mencari ikan bersama tanpa batasan.***(SHI GROUP)