🏠 Home 💻 Versi Desktop ✍️ Redaksi
 


Abdul hakim Mahasiswa dari desa buluh cina memprotes atas kebijakan yang di buat kepala desa dan ninik mamak terkait pembajakan danau
Jumat, 21/11/2025 | 21:51

Abdul hakim Mahasiswa perwakilan masyarakat dan nelayan desa buluh cina
 

HebatRiau.com - Kampar | Buluh cina Abdul Hakim, seorang mahasiswa sekaligus aktivis asal Desa Buluh Cina, menyampaikan protes keras terhadap kebijakan Kepala Desa dan Ninik Mamak terkait pembajakan danau, sungai, serta Suak Pulau yang dinilai dibuat secara sepihak tanpa persetujuan masyarakat.

Keresahan ini muncul dari para nelayan dan masyarakat Buluh Cina setelah terbitnya Surat Pemberitahuan tanggal 24 Oktober 2025 mengenai pembukaan kembali pembajakan sebagai sumber Pendapatan Asli Desa (PAD).

Menurut Abdul Hakim, masyarakat awalnya menyambut baik pengumuman tersebut karena nelayan setempat berencana mendaftarkan diri sebagai anggota pemajakan danau dan sungai. Namun harapan itu sirna setelah proses lelang tujuh danau dilakukan tanpa melibatkan masyarakat maupun nelayan.

Abdul Hakim menjelaskan bahwa setiap danau memiliki nilai sewa berbeda tergantung luas wilayahnya. Pada pembajakan sebelumnya, uang hasil sewa dimasukkan ke kas desa untuk kepentingan sosial, seperti bantuan rumah ibadah dan fakir miskin. Namun pada pembajakan tahun ini, ia menilai terdapat kejanggalan karena alur penggunaan dana tidak jelas.

Ia juga menilai tindakan Kepala Desa serta Penghulu Adat Enam Tanjung terkesan gegabah dan merugikan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan. “Nelayan kehilangan haknya untuk mencari ikan akibat kebijakan yang tidak transparan,” ujarnya pada Jumat, 21 November 2025.

Abdul Hakim mengaku telah melayangkan surat resmi kepada Kepala Desa dan Penghulu Adat, namun hingga kini belum ada jawaban atau kejelasan.

Ia berharap pemerintah desa dan pihak adat dapat menata ulang serta melelang kembali tujuh danau tersebut secara terbuka, tanpa adanya praktik yang merugikan masyarakat. “Transparansi penting agar nelayan tidak terus-menerus kecewa,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Abdul Hakim menyampaikan alternatif solusi: apabila danau dan sungai tersebut tidak ingin dilelang, maka sebaiknya dibebaskan untuk seluruh masyarakat dan nelayan, agar semua dapat mencari ikan bersama tanpa batasan.***(SHI GROUP)





 
 
 
  Berita Lainnya :
  • Paripurna DPRD Meranti: Pemerintah Respons Lengkap Pandangan Fraksi Soal Perubahan APBD 2025
  • Bupati dan DPRD Meranti Sepakat KUA-PPAS 2026, Langkah Awal Penyusunan APBD yang Aspiratif
  • DPRD Meranti Bahas RPJMD 2025–2029, Wabup Muzamil Sampaikan Jawaban Resmi Pemerintah
  • DPRD Meranti Tegaskan Peran Pengawasan, LKPj 2024 Masuki Tahap Pembahasan Pansus
  • DPRD dan Pemkab Meranti Sepakat: Perubahan APBD 2025 Siap Dorong Akselerasi Pembangunan
  • Awali Penyusunan APBD 2026, Bupati Asmar dan DPRD Sepakat Tetapkan KUA-PPAS
  • Abdul hakim Mahasiswa dari desa buluh cina memprotes atas kebijakan yang di buat kepala desa dan ninik mamak terkait pembajakan danau
  • Pro-Kontra Pengesahan RKUHAP, Momentum Wujudkan Polisi Humanis
  • Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan, Syafrizal, menerima para pengunjuk rasa di gedung DPRD Pelalawan
  • DPRD Pelalawan Sahkan RPJMD 2025–2029: Arah Pembangunan Baru Menuju Pelalawan Maju dan Berkelanjutan
  • Fasilitas Badan Gizi Nasional di Desa Sontang Siap Diresmikan Dalam Waktu Dekat
  • Tokoh dan Warga Desa Sontang Tegas Bantah Isu Pungli: Integritas Kades Zulfahrianto Tidak Bisa Dibeli Fitnah
  • Pejabat Kepala Desa Kelebuk Secara Resmi Buka Turnamen Bola Voli Karang Taruna Cup 1 Tahun 2025
  • Diskominsa dan Pramuka Aceh Barat Bekali Generasi Muda dengan Literasi Jurnalistik
  • GEMMPAR Riau Ungkap Dugaan Jaringan Penimbunan BBM Subsidi di Tambusai Utara, Polisi Diminta Bertindak
 
Komentar Anda :
 
HOME | VERSI DESKTOP | REDAKSI

Copyright © 2015-2025 hebatriau.com | Tegas Berwibawa & Santun
All Rights Reserved