🏠 Home 💻 Versi Desktop ✍️ Redaksi
 


Mendahului Amerika, Purbaya Siapkan Pengumuman Penting Hari Ini
Kamis, 18/12/2025 | 08:29


 

hebatriau.com, Jakarta -- Pasar keuangan Indonesia ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin, bursa saham dan rupiah melemah.


Pasar keuangan Indonesia diharapkan kompak menguat pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 9,12 poin atau 0,11% ke level 8.677,34 pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (17/12/2025).

Sebelumnya IHSG bergerak di zona hijau pada sesi pertama dan baru berbalik arah jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang memutuskan menahan suku bunga acuan RI tetap di 4,75%.

Sebanyak 379 saham menguat, 284 turun, dan 140 belum bergerak. Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 37,75 triliun, melibatkan 54,60 miliar saham dalam 2,72 juta kali transaksi.

Diketahui nyaris setengah transaksi Bursa kemarin terjadi di pasar negosiasi, dengan transaksi sebesar Rp 14,01 triliun di saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), Rp 1,45 triliun di saham PT Bangun Kosambi Sukses (CBDK), Rp 719 miliar di saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dan Rp 474 miliar di saham emiten bank digital yang baru IPO dan perdana melantai kemarin PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA).

Kapitalisasi pasar pun kembali nyaris menyentuh Rp 16.000 triliun.

Mayoritas sektor perdagangan kemarin bergerak di zona hijau dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor teknologi, industri dan kesehatan. Sementara itu sektor konsumer non-primer, barang baku dan utilitas yang mengalami koreksi paling dalam kemarin.

Emiten perbankan BUMN Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tercatat menjadi penggerak utama kinerja IHSG.

Saham BBRI melesat 1,63% kemarin ke Rp 3.750 per saham usai mengumumkan pembagian dividen interim, yang mana nilai nominalnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Saham BBRI berkontribusi atas kenaikan 9,88 indeks poin.

Sedangkan itu, emiten holding grup bisnis Prajogo Pangestu, Barito Pacific (BRPT), menjadi pemberat utama kinerja IHSG kemarin. Saham BRPT turun 3,57% ke Rp 3.510 per saham dan menyeret penurunan 7,8 indeks poin.

Sejumlah emiten lain yang ikut menjadi beban bagi kinerja IHSG kemarin termasuk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Bank Central Aia (BBCA), PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO ), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Lanjut ke nilai tukar Rupiah, mata uang rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (17/12/2025), seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan.

Melansir data Refinitiv, rupiah berhasil ditutup menguat 0,03% atau terapresiasi ke posisi Rp16.680/US$. Sejak pembukaan perdagangan kemarin, rupiah telah berhasil menguat 0,06% di level Rp16.660/US$.

Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di rentang level Rp16.660 - Rp16.705/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB tengah menguat signifikan hingga 0,46% di level 98,601.

Penguatan rupiah di perdagangan kemarin seiring dengan rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung pada 16-17 Desember 2025.

BI kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada RDG terakhir tahun ini. Sebagai catatan, sepanjang 2025 BI sudah melakukan pemangkasan BI-Rate sebanyak 125 basis poin (bps).

Berdasarkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga/institusi, sebanyak tujuh lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 4,75%, sementara lima lembaga lainnya memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4,50%.

Sebanyak tujuh lembaga yang memproyeksikan penahanan suku bunga menilai stabilitas nilai tukar rupiah masih menjadi pertimbangan paling krusial bagi BI.

Adapun, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, alasan utama suku bunga BI Rate ditahan pada akhir tahun ini ialah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara dari sisi Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia mencapai titik terendahnya pada bulan ini di angka 6,.126% atau melandai dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level 6,148%.

Hal ini merefleksikan bahwa investor merasa kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia berada di stance yang optimal mengingat adanya ketidakpastian global sehingga menetapkan suku bunga pada level yang sama adalah langkah terbaik dalam menjaga stabilitas moneter dalam negeri.





 
 
 
  Berita Lainnya :
  • SuksesTaja Raker Akhir Tahun IKTS  Tahun 2025
  • Menjaga Denyut Penegakan Hukum
  • Apresiasi 30 Sekolah, Pemprov Riau Beri Penyerahan Adiwiyata Tahun 2025
  • Viktor Parulian Situmeang Serap Aspirasi Warga Saat Reses DPRD Pekanbaru Tahun 2025
  • Pengusaha Ungkap Ada Fenomena Baru Muncul di RI, Ini Penyebabnya
  • Rapat Paripurna Masa Persidangan I, DPRD Pekanbaru Paparkan Hasil Reses Tahun Sidang 2025/2026
  • Komisi I DPRD Pekanbaru Edukasi Masyarakat Soal Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok
  • IKTS Pekanbaru Salurkan 138 Paket Sembako Sambut Natal dan Tahun Baru
  • Perlukah Anak Usia Dini Dikenalkan AI? Begini kata Wamendiktisaintek!!
  • DPRD Kota Pekanbaru Jadi Penjembatan Aspirasi RT/RW Terkait Pemilihan Ketua Lingkungan
  • Segini Uang yang Dicairkan Purbaya, Tangani Bencana Sumatera
  • Mendahului Amerika, Purbaya Siapkan Pengumuman Penting Hari Ini
  • IMO-Indonesia Dorong Pembentukan Satgas Informasi Bencana Sumatera
  • Perkumpulan Kin Men Riau Peduli Antar Langsung Bantuan ke Padang Panjang Sumbar
  • Fenomena Donasi Spontan dan Kepercayaan Publik terhadap Kepedulian Sosial
 
Komentar Anda :
 
HOME | VERSI DESKTOP | REDAKSI

Copyright © 2015-2025 hebatriau.com | Tegas Berwibawa & Santun
All Rights Reserved