🏠 Home 💻 Versi Desktop ✍️ Redaksi
 


Suara Lantang Prabowo Soal Palestina dan Insiden Microfon di Forum PBB
Rabu, 24/09/2025 | 13:15


 

hebatriau.com, Jakarta -- Momen tak terduga dialami Presiden RI Prabowo Subianto kala berbidato di forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) dengan isu utama soal solusi dua negara untuk Palestina dan Israel yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube United Nations, Selasa (23/9/2025).

Momen tak disangka-sangka itu tak lain microfon yang digunakan Prabowo tiba-tiba mati atau di-mute saat pidatonya belum selesai.

Sontak, peristiwa tersebut mengundang sorotan berbagai media internasional. Banyak spekulasi di balik insiden ini. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk sabotase lantaran isu yang disampaikan sangat sensitif, hingga lainnya melihat hal itu sebagai kesalahan teknis belaka.

Pidato Prabowo di Forum PBB: Sebuah Analisis

Forum PBB memang bukan panggung biasa. Sebab, di sana, ide-ide dan pandangan visioner para pemimpim dunia diuji.

Setiap argumentasi yang dilontarkan akan mengundang atensi masyarakat dunia. Itulah yang membuat forum sakral ini begitu istimewa di mata dunia.

Alhasil, siapapun yang berbicara di sana akan dinilai seberapa jauh dan kuat narasi yang dibangun mampu membentuk persepsi masyarakat global. Juga sebaliknya.

Karena itu, pidato Presiden RI Prabowo Subianto soal kemerdekaan Palestina yang kita ketahui bersama merupakan salah satu isu paling sensitif dunia saat ini begitu mendapat sorotan tajam oleh publik internasional, apalagi yang berbicara adalah tokoh-tokoh terkemuka dunia dan di tempat yang begitu spesial seperti forum PBB.

Kembali pada substansi pidato Prabowo di forum tertinggi dunia tersebut. Dalam paparannya, Prabowo menegaskan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, serta menyerukan solusi damai yang adil dan berkelanjutan terkait konflik yang telah berlangsung puluhan tahun.

Presiden juga menekankan prinsip keadilan internasional, dengan saling menghormati kedaulatan negara masing-masing, dan mengedepankan dialog sekaligus diplomasi sebagai sarana penyelesaian konflik.

Gaya pidato Prabowo yang cenderung tegas dan lugas, memang cepat mengundang perhatian publik, tidak hanya di Tanah Air, tapi juga di forum inernasional.

Inilah alasan mengapa dirinya banyak diburu jurnalis internasional untuk dimintai pendapat atau pandangan seputar isu-isu yang dianggap strategis.

Dengan penggunaan bahasa yang kuat untuk menegaskan posisi Indonesia di kancah percaturan politik global, pernyataan Prabowo memang bernada "keras" dan tegas.

Hal itu, mungkin bagi sebagian menganggap sebagai bentuk "agitasi" atau seruan untuk mengambil langkah yang memicu ketegangan dunia. Sebab, biar bagaimanapun, dalam kasus Israel-Palestina ini, tidak bisa menutup mata adanya intervensi Amerika Serikat atas perang yang berlangsung antara Israel dan Hamas, Palestina.

Dengan begitu, negara-negara yang berada di belakang Paman Sam, sudah pasti mendukung agenda maupun kebijakan AS soal serangn Israel terhadap Palestina, atau menolak kemerdekaan Palestina atas Israel. 

Jepang, Korea Selatan dan Singapura, adalah contoh di mana negara-negara yang selama ini punya hubungan kuat dengan AS masih belum menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. 

Kembali ke pidato Prabowo, bahasa tegas yang digunakan saat berbicara mengenai isu sensitif ini jelas memicu ketegangan di antara kedua kubu: pro dan kotra kemerdekaan Palestina.

Prabowo, sebagai seorang negarawan sejati yang peduli terhadap hak-hak rakyat Palestina dan penolakan terhadap tindakan yang melanggar kedaulatan mereka adalah refleksi dari konsistensi Indonesia dalam isu kemerdekaan dan keadilan global.

Karena itu, pidato tersebut juga menampilkan keseimbangan antara retorika tegas dan diplomasi yang berpijak pada keadilan dunia. 

Prabowo menyampaikan kritik terhadap ketidakadilan, tetapi tetap membingkai narasi secara konstruktif, dengan menyerukan penyelesaian melalui mekanisme PBB dan hukum internasional yang berlaku. 

Pernyataan ini tentu saja memperlihatkan kemampuan Indonesia untuk memainkan peran sebagai mediator yang berpihak pada prinsip keadilan tanpa memicu eskalasi ketegangan. 

Dengan begitu, substansi pidato secara keseluruhan lebih bersifat advokasi diplomatik, ketimbang melihatnya sebagai provokasi politik.

Membedah Mikrofon Mati

Momen paling mencuri perhatian publik internasional selama pidato Prabowo adalah ketika mikrofon yang digunakan tiba-tiba mati atau ‘mute’ tepat saat menekankan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. 

Fenomena ini memunculkan beragam spekulasi tentang apakah insiden ini disengaja atau sekadar kesalahan teknis.

Namun, apabila ditinjau dari perspektif teknis, mikrofon di forum PBB menggunakan sistem audio digital terpadu, yang dikendalikan oleh operator pusat dan masing-masing delegasi melalui panel kontrol. Dengan begitu, insiden microfon mati memang bisa saja terjadi.

Mikrofon bisa otomatis ter-mute ketika terjadi konflik frekuensi, seperti masalah konektivitas jaringan, atau pengaturan waktu berbicara yang tumpang tindih dengan delegasi lain. 

Apalagi, forum tersebut dihadiri banyak delegator ditambah lagi dengan kompleksitas sistem yang ada. Sehingga, kemungkinan kesalahan teknis secara tidak disengaja memang cukup besar, terutama dalam sesi dengan jadwal padat dan banyak delegasi.

Walau demikian, spekulasi bahwa mikrofon sengaja dimatikan juga tidak bisa disebut keliru. Sebab, dalam diplomasi internasional, hal seperti ini memang jarang terjadi, tetapi tidak mustahil jika itu disengaja oleh pihak tertentu.

Dugaan ini cukup memiliki dasar yang kuat menimbang sensitivitas isu yang disampaikan Prabowo. Isu Palestina memang menjadi topik yang sangat sensitif di kancah global, karena melibatkan berbagai kepentingan negara dan blok diplomatik. 

Lalu, seandainya kejadian ini disengaja, maka hal itu bisa menjadi bentuk sensor halus terhadap pesan yang dianggap kontroversial. Walaupun hingga saat ini, belum ada indikasi resmi dari PBB yang menyatakan adanya pemutusan mikrofon secara sengaja saat Prabowo berpidato.

Dari analisis narasi pidato, tidak ada kalimat yang secara eksplisit menyerang pihak tertentu atau bernada provokatif. Prabowo justru menekankan prinsip keadilan dan kedaulatan negara. Bukan memprovokasi pihak-pihak terkait.

Pernyataan tegas soal dukungan kemerdekaan Palestina adalah sesuatu yang wajar, karena isu yang dibela adalah isu kemanusiaan.

Oleh karena itu, kemungkinan besar insiden mikrofon adalah kesalahan teknis, meski timing-nya bertepatan dengan pernyataan yang sensitif, sehingga memicu kesan dramatis, seakan-akan memang mincrofonnya sengaja dimatikan.

Namun, beberapa kemungkinan juga bisa saja terjadi kalau memang itu benar disengaja. Misalnya, pengaturan waktu berbicara. Jadi, sistem mikrofon secara otomatis akan mati sendiri jika delegasi lain dijadwalkan berbicara pada waktu bersamaan.

Atau, bisa juga terjadi gangguan koneksi digital. Dalam kasus ini, mungkin mikrofon PBB menggunakan jaringan audio digital yang rentan terhadap pemutusan sinyal. Namun, ini semua hanya sebatas spekulasi.

Juga, mungkin saja terjadi kesalahan operator, karena dengan jadwal yang cukup padat dan banyak sesi serentak, operator secara tidak sengaja menekan tombol mute atau mengalami konflik alokasi audio.

Terlepas dari berbagai spekulasi itu, momen ini justru menarik atensi global dan memicu diskusi soal strategi diplomasi Indonesia di kancah internasional. 

Hal pasti, overall, insiden mikrofon mati sama sekali tidak mengurangi kekuatan substansi pidato yang disampaikan Prabowo. Pesannya jelas dan tegas bahwa Palestina berhak mendapatkan kemerdekaan dan Israel harus menghentikan agresi militernya di Tanah Suci tersebut.

 





 
 
 
  Berita Lainnya :
  • Suara Lantang Prabowo Soal Palestina dan Insiden Microfon di Forum PBB
  • Hak Jawab Faigizaro Zega dan Yunaldi Zega terkait pemberitaannya
  • APINDO Dorong IEU-CEPA Jadi Pendorong Ekspor dan Investasi
  • CV. Pulau Seribu Desak Polres dan Kejari Kep. Mentawai Usut Dugaan Makelar Proyek Yang Bersembunyi di Balik Layar
  • Pemdes Teluk Lancar  Laksanakan Musrenbangdes Mengenai Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDES) Tahun 2026 dan DU RKP 2027
  • Junjung tinggi sportifitas Jalin Erat Silaturahmi Antar RT se-Desa Kelebuk
  • Jumat Berkah: FSPKSI Kota Pekanbaru Kokohkan Silaturahmi dengan Berbagi Makanan
  • Reshuffle Kabinet: Membaca Arah Baru Pemerintahan Prabowo–Gibran
  • Disdukcapil Bengkalis Gesa Perekaman KTP El Melalui Jebol Master dan Go to Scool
  • Mahasiswa Riau Desak Sekda Baru Buka Dialog: Jangan Tunggu Demo Dulu!
  • Polri Bersama Imigrasi dan TNI Tanam Kelapa, Dorong Kemandirian Pangan di Dumai
  • Lamban Usut Kasus DPRD, GEMMPAR Bawa Aksi Desak Kejari Tangkap Ida Yulita
  • Wakil Bupati Rokan Hilir Kunjungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
  • Kepastian Hukum Ternodai: Skandal SOKSI Misbakhun dan Seruan Tokoh 66
  • Pemerintah Desa Sungai Batang Laksanakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Pada Peringatan HUT RI ke 80 Tahun 2025
 
Komentar Anda :
 
HOME | VERSI DESKTOP | REDAKSI

Copyright © 2015-2025 hebatriau.com | Tegas Berwibawa & Santun
All Rights Reserved